Ilmu pengobatan dengan herbal telah dibagikan Prof Hembing lewat puluhan buku. Jasa yang dilakukannya tentu meninggalkan banyak manfaat bagi pengembangan herbal di Indonesia. Kini, estafet tugas berikutnya diserahkan kepada para herbalis lain.
Salah satu pemegang tongkat estafet adalah Karyasari yang memposisikan diri sebagai pusat pengembangan tanaman obat Indonesia. Selain mencetak banyak pengobat herbal dan memasok tanaman herbal di Indonesia, Karsayari juga mengembangkannya.
“Sekarang tinggal bagaimana kita meneruskan. Salah satunya dengan kita terus mengarahkan pendidikan herbal menjadi pendidikan formal, seperti pendidikan umum,” tutur Ir WP Winarto, Ketua Karyasari ketika dihubungi okezone lewat ponselnya, Selasa (9/8/2011).
Salah satu bukti bahwa pengobatan herbal bisa disejajarkan dengan pengobatan medis ala barat adalah dibukanya jurusan herbal di Universitas Indonesia. “Sekarang sudah ada S2 Farmasi Herbal di UI, kita berharap jenjangnya akan diminati oleh sarjana SI. Semua tergantung pada minat masyarakat. Permintaan semakin besar, herbal akan terus berkembang,” ujar herbalis yang berpraktek di Pondok Gede, Bekasi ini.
Winarto berharap, dunia herbal bisa lebih berkembang dan semakin diminati masyarakat sehingga tidak lagi menempatkannya sebagai pengobatan alternatif. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada kondisi ekonomi masyarakat.
“Herbal sampai hari ini masih dipandang sebagai pengobatan alternatif dan masih terus diperkenalkan. Pengobatan ini bisa tumbuh pesat bila perekonomian kita membaik. Sekarang ini, masyarakat masih menyimpan dana lebihnya untuk hal-hal primer, bukan sekunder seperti pengobatan herbal,” ujarnya.
“Belum lagi ada oknum pengobat herbal yang menipu pasiennya. Belum apa-apa, masyarakat dibuat takut. Hasilnya sekarang, banyak pengobat baru, hampir tidak ada pasien,” tandasnya.
Sumber: Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar