Varises tidak hanya terjadi di kaki, tetapi juga di bagian tubuh lain, seperti di vagina. Sebenarnya secara anatomi sama saja varises vagina dengan varises di bagian tubuh lain, yakni terjadinya pelebaran pembuluh vena. Volume darah pada wanita hamil bertambah banyak, bisa sampai 20 persen, sehingga terjadi pengenceran darah. Dengan bertambahnya volume darah dan juga beban tubuh, maka organ-organ yang banyak memiliki pembuluh vena seperti vagina mengalami pelebaran.
Varises pada vagina bisa dicegah dengan konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan antioksidan alami serta serat. Varises pada vagina terkait dengan kekuatan otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darah ibu hamil. Jika ibu hamil memiliki tubuh yang sehat, maka otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darahnya pun lebih kuat dan sehat.
Varises Vagina pada Ibu Hamil
Varises yang terjadi di vagina akan menyulitkan ibu hamil untuk melahirkan secara normal. Kalau kondisinva memang sedemikian sulit, dokter akan menyarankan untuk operasi sesar. Bisa menetap Seperti sudah disebutkan, pencegahan jelas lebih baik. Sebab, bila varises telah muncul, kemungkinan akan menetap. Meski ada juga yang 3-4 bulan setelah melahirkan varises akan hilang dengan sendirinya. Tapi kalau ibu hamil memiliki faktor risiko, seperti orangtuanya juga mengalami varises, kegemukan, hamil di atas 40 tahun dan sebagainya, kemungkinan varises akan menetap. Selain menimbulkan rasa nyeri, secara psikologis varises akan mengganggu karena kaki terlihat “buruk”. Varises di anus (wasir/ambeien) juga sangat mengganggu saat kambuh.
Selama kehamilan, dokter tidak bisa melakukan pengobatan langsung. Setelah si ibu melahirkan, beberapa tindakan bisa dilakukan, yaitu: Pemberian obat yang berfungsi untuk mengistirahatkan pembuluh darah yang sudah tidak aktif dan mengalihkan fungsinya pada pembuluh darah yang masih baik bisa dilakukan setelah si ibu melahirkan. Begitu juga dengan penyuntikan obat-obatan ke daerah yang mengalami gangguan varises bisa dilakukan guna menonaktifkan vena yang rusak. Bila dianggap perlu, dokter akan melakukan bedah kosmetik atau tindakan bedah vaskuler.
sumber: kompas.com
Varises pada vagina bisa dicegah dengan konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan antioksidan alami serta serat. Varises pada vagina terkait dengan kekuatan otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darah ibu hamil. Jika ibu hamil memiliki tubuh yang sehat, maka otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darahnya pun lebih kuat dan sehat.
Varises Vagina pada Ibu Hamil
Varises yang terjadi di vagina akan menyulitkan ibu hamil untuk melahirkan secara normal. Kalau kondisinva memang sedemikian sulit, dokter akan menyarankan untuk operasi sesar. Bisa menetap Seperti sudah disebutkan, pencegahan jelas lebih baik. Sebab, bila varises telah muncul, kemungkinan akan menetap. Meski ada juga yang 3-4 bulan setelah melahirkan varises akan hilang dengan sendirinya. Tapi kalau ibu hamil memiliki faktor risiko, seperti orangtuanya juga mengalami varises, kegemukan, hamil di atas 40 tahun dan sebagainya, kemungkinan varises akan menetap. Selain menimbulkan rasa nyeri, secara psikologis varises akan mengganggu karena kaki terlihat “buruk”. Varises di anus (wasir/ambeien) juga sangat mengganggu saat kambuh.
Selama kehamilan, dokter tidak bisa melakukan pengobatan langsung. Setelah si ibu melahirkan, beberapa tindakan bisa dilakukan, yaitu: Pemberian obat yang berfungsi untuk mengistirahatkan pembuluh darah yang sudah tidak aktif dan mengalihkan fungsinya pada pembuluh darah yang masih baik bisa dilakukan setelah si ibu melahirkan. Begitu juga dengan penyuntikan obat-obatan ke daerah yang mengalami gangguan varises bisa dilakukan guna menonaktifkan vena yang rusak. Bila dianggap perlu, dokter akan melakukan bedah kosmetik atau tindakan bedah vaskuler.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar